Minggu, 23 Oktober 2011

Pantai Lombang (Lombang Beach), Madura, East Java, Indonesia


Pantai Lombang (Lombang Beach) has beautiful soft white sand and clear shallow water. It’s located in the eastern of Madura island and about 1 hour drive from Pamekasan city (4 hours drive from Surabaya). You can fantasize this beach is yours, because it is quietly empty. What I am trying to say is that only few people came here. I think it is because Lombang beach hasn’t well-known yet, or might because I visited here not on holiday season (I still need more information about this).

You can do everything you want here. You can laugh.

pratidinatri.blogspot.com


You can ride a horse (it was only 10,000 rupiahs per 15 minutes! Compared to Nusa Dua Beach, it costs 100,000 rupiahs per 30 minutes!).

pratidinatri.blogspot.com

pratidinatri.blogspot.com


pratidinatri.blogspot.com


If you’re too afraid of riding horse by yourself, you can ask the man to guide you. :)

pratidinatri.blogspot.com


You can run, swim, playing sand.

pratidinatri.blogspot.com

pratidinatri.blogspot.com


Or you can fly.

pratidinatri.blogspot.com


You also possible to go mad.

pratidinatri.blogspot.com


You can climb the tree.

pratidinatri.blogspot.com

pratidinatri.blogspot.com


You can taste a natural coconut. It only costs 3,000 rupiahs.

pratidinatri.blogspot.com


Personally, Lombang Beach is the best place to spend our leisure time. The environment was very clean. Beautiful scenery would accompany your journey towards the Lombang beach and the people were very nice. But, I suggest you to leave before getting dark, because it would be hard to find restaurant when you hungry, or motor services in case you have problems with your vehicle, and considering the traffic to Surabaya. You have to aware of criminal issues in Madura as well. But, if you want to spend the night at Lombang beach, there were 2 or 3 traditional cottages nearby could be considered. :)

NLP

Karapan Sapi (Bull Race), Madura, East Java, Indonesia


Once a year in the middle of October, at the land named Madura, there is a famous traditional event called Karapan Sapi which means a Bull Race. This event has attracted many tourists either domestic or foreigner each year. Stadion R. Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan, is where the race usually take place. It is about 2 to 3 hours drive from Surabaya (through Jembatan Suramadu). For your information, Stadion means Stadium and the race start at 9 in the morning.

pratidinatri.blogspot.com


Do not ever think that you can sit under the roof, because that kind of place is only for government/ embassy representatives and of course bull’s owner. You have to deal with the crowd who speak in traditional language. I think some of them could speak in Bahasa, however, their accent is little bit hard to understand (this is only my opinion :p). Lots of local society attended this event, surely they made a bet which bull would be the winner (President's Cup race). The bulls raced very fast! So, I don’t have many pictures to share.

pratidinatri.blogspot.com


Bull’s jockey was just a kid. He controlled bull’s move and speed. Well, actually I have no idea what exactly he has done to the bull. -_-"
The saddest thing of this race for me is watching (how to say this?) bull’s ass pain. The jockey hit bull’s ass with pecut to make it faster and faster. From bull race to bloody race.*Sigh

pratidinatri.blogspot.com


That’s all folks. I close this story with some tips, hope it might be useful:
  1. Check the date and ticket price of the event by calling Kementerian Pariwisata, (I'm so sorry, I've lost the number);
  2. Arrive at least 1 hour before the event start. Considering the traffic condition, because there would be lots of government/ embassy representative’s bus plus their security;
  3. Things you should bring: umbrella, drinking water, snacks, camera, cash (not too much);
  4. Things you should wear: sun block, hat, sun glasses;
  5. Go to Pantai Lombang (Lombang Beach http://pratidinatri.blogspot.com/2011/10/pantai-lombang-lombang-beach-madura.html as soon as you’ve gotten bored with bull’s stuffs. :p
pratidinatri.blogspot.compratidinatri.blogspot.com

NLP


Kamis, 03 Maret 2011

Senam Jari Para Bassist

Saya ambil postingan dari blog saya yang lama, yang lupa passwordnya itu,  tertanggal Selasa, 02 Desember 2008 dan tanpa merubah konten >>> Senam Jari para Bassist

Bayangkan saja, dari 5 jari - jari tangan kiri mu (bagi yang kidal berarti sebaliknya) melakukan senam pada jajaran fret bass.. hehehe.. pasti lucu banget yaa.. apalagi si bungsu "kelingking" yang masih kecil dan kurus (kelingking saya seperti itu, malah ga mengalami pertumbuhan.. tetep kecil dan imut..) : p
begitu juga jari - jari tangan kanan ikutan senam, sebagai pemetik senar, pencipta suara (istilahnya bener ga sih..?) hehehe..

Buat pemula atau pun siapa saja (ih sok prof neh..?!), saya mau bagi - bagi pengalaman aja.. "Senam Jari" sangaaaaaatt penting banget dilakukan untuk pemanasan, seperti badan kita yang tiap pagi melakukan olahraga.. hehe.. baik pemula maupun bassist profesional biasanya ga ninggalin adat Senam Jari ini.. Bassist, Guitarist, Pianist, Vocalist (emangnya "jari vocalist" butuh senam ??), pokoknya yang belakangnya berakhiran "ist".. hehehehe..
Things to do:
  1. Jari2 tangan kiri menekan senar (kecuali jempol, tetap berada di belakang neck), dari senar yang paling atas sampai paling bawah, atau bisa sebaliknya.. dari fret satu sampai fret terakhir (bass saya cuma 22 fret, 2 fret dikurangi karena neck diperpendek, karena jari saya imut.. hehe..), kalo bingung
  2. Coba baca tab berikut : (semoga ga bingung)

G|| 1 | 2 | 3 | 4 |.......dst sampe pojok, notok..!! : p
D|| 1 | 2 | 3 | 4 |
A|| 1 | 2 | 3 | 4 |
E|| 1 | 2 | 3 | 4 |

Namanya tab chromatic, nomor 1 = jari telunjuk, 2 = jari terlarang (jari tengah), 3 = jari manis, 4 = jari kelingking..

Senam jari tidak hanya dengan tab diatas, berkreasi sendiri juga bisa, hanya saja menurut saya tab diatas adalah tab yang paling umum dan sering digunakan..
 
  • Kalo masih pemula, pelan2 aja, coz bagian tersulit pada saat "Kelingking" beraksi (menekan senar)..!! duh !! sering banget meleset !! bassist2 pro juga sering ngalami itu, apalagi waktu kelingking dibawa ngebut.. posisi jempol di belakang neck juga sangat mempengaruhi.. 
  • Biasanya dengan menaikkan atau menurunkan posisi jempol.. atur posisi jempol sedemikian rupa agar nada yang ingin ditekan dapat dijangkau oleh jari yang bersangkutan.. usahakan posisi jempol senyaman mungkin.. agar tidak cepat lelah.. :) 
  • Buat jari2 kanannya, usahakan semua jari memetik senar (kecuali jempol, posisi paling baik dengan menekan pickup).. untuk saat ini saya baru bisa memetik dengan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis (kondisional) hehehe..

Cukup sekian postingan kali ini, dikarenakan banyaknya hambatan "mati listrik mulu", maklum ngenet gratis di lab komputer lantai 4 jurusan, lagi ujan, listrik up and down gitu lah.. hehehe.. mau pulang juga, dah malem, semoga bermanfaat yaa..

Inget pesan om Flea "try the slow one"
hehe..

Thx

Rabu, 02 Maret 2011

Tips Merawat Ban Mobil

Bagi anda yang menggunakan mobil sebagai sarana transportasi sehari-hari, pernahkah anda memikirkan bagaimana kinerja ban mobil anda?
Kondisi ban mobil menentukan kenyamanan dan keselamatan berkendara, bahkan berpengaruh pada operasional.

Kebetulan saya menggunakan mobil tua tetapi memiliki jiwa muda. Mobil warisan kedua orang tua saya yaitu super jimny 4x4 1982 (padahal saya lahir pada tahun 1987). Saya akan membagi pengalaman saya dalam merawat ban mobil secara singkat dan sederhana.

Hal pertama yang mudah dilakukan adalah memeriksa batiknya ban (begitulah istilah di dunia perbengkelan untuk alur/corak ban). Karena alur/corak ban inilah yang menentukan ban tersebut masih aman atau perlu diganti. Ban gundul (ban yang sudah hilang alur/coraknya) sangat berisiko mengalami selip, apalagi pada cuaca di sebagian besar daerah di Indonesia yang terus-menerus mengalami hujan. Jika ban anda sudah gundul, segeralah pergi ke toko/bengkel ban untuk membeli yang baru.

Saya ada beberapa tips bagi yang akan membeli ban baru (sebenarnya adalah tips dari bapak saya):
  • Usahakan mengganti ban anda secara bersamaan, atau membelinya sepaket. Maksudnya, anda membeli sejumlah 5 ban sekaligus bersamaan (sudah termasuk ban cadangan) dengan merk yang sama. Karena masing-masing merk ban memiliki ketebalan dan beberapa karakteristik lainnya yang berbeda-beda (sesuaikanlah dengan kebutuhan). Memang terkadang membeli ban sejumlah 5 sekaligus terasa berat, tetapi dijamin anda akan merasakan kenikmatan berkendara yang terpuaskan. J

Pengalaman pribadi: saya pernah membeli ban mobil 1 per 1, merknya pun berbeda. Alhasil, kekenyalan ban berbeda, ketebalan ban tidak rata, ada yang masih tebal sementara lainnya sudah tipis. Ibarat kaki orang yang panjang sebelah. Sigh.

  • Sesuikanlah dengan ukuran standar pabrik, dengan alasan sudah dilakukan berbagai penelitian. Tidak jarang beberapa orang ingin terlihat lebih ini dan itu menggunakan ban lebih besar atau lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Penambahan/pengurangan ukuran ban mempengaruhi beban mobil. Selain itu juga berpengaruh pada banyaknya bidang kontak yang nempel di aspal.

Kalo masih tetap ingin menggunakan ban diluar ukuran standar pabrik, saran saya: berkonsultasilah dengan para ahli ban.

  • Selagi masih baru, gantilah ban belakang dengan ban cadangan setiap 3 bulan sekali (atau kalo ingin repot bisa dilakukan setiap hari. Hehe.). Selain siswa di sekolah dan pegawai di pabrik, ban juga membutuhkan rotasi à rotasi ban. Ini bertujuan untuk menjaga ketebalan ban agar tetap sama.

Untuk perawatan ban sehari-hari, tipsnya sebagai berikut:

  • Sesuaikanlah tekanan angin ban depan dan ban belakang dengan ketentuan dari pabriknya. Pada beberapa mobil modern, ketentuan tersebut tercantum pada pintu pengemudi mobil. Jika tidak ada, konsultasikan kepada para ahli ban atau googling di internet. J Oleh karena itu, periksalah tekanan angin ban anda secara rutin. (frekuensi waktunya silahkan ditentukan sendiri)

Ban kempes mempengaruhi laju kendaraan karena peforma mesin menjadi bertambah. Hal tersebut berpengaruh pada konsumsi BBM.

  • Berkemudilah dengan wajar. Hindari mengebut, karena kecepatan tinggi akan mempercepat ban menjadi aus. Selain itu, hindarilah mengerem secara mendadak.
  • Hindarilah lubang-lubang di jalan. :P
  • Pastikan penutup pentil pada tempatnya, karena dapat menyebabkan kebocoran udara.
  • Memeriksa keseimbangan ban mobil secara berkala, lakukan spooring and balancing secara periodik

Kamis, 24 Februari 2011

Perjalanan ke Timika

Selasa, 14 Desember 2010 aku dan tim peneliti memulai perjalanan gratis ke provinsi paling timur di Indonesia, yang sangat terkenal dengan Kasuari, Cendrawasih atau mungkin malah tambang emasnya yang lebih populer. Perjalanan ini ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan yang mendanai penelitian kami di Papua. Sehingga kami juga harus menggunakan penerbangan khusus yang disediakan oleh perusahaan, dan akhirnya aku tau bahwa untuk mengikuti penerbangan khusus itu harus menjalani pemeriksaan lebay dan berulang.


Timika
Tujuan kami adalah kota Timika, untuk sampai kesana, pesawat harus transit di Makassar. Perbedaan waktu disini lebih cepat 1 jam dari Surabaya. Penerbangan Mks-Tim ditempuh kurang lebih 2,5 jam. Saat itu matahari sudah sangat terik, hutan belantara hijau yang tidak bercelah seperti broccoli berjajar terbentang luas, dihiasi sungai-sungai besar menyambut proses landingku di bandara Mozes Kilangin. Aku masih sangat lelah dan mengantuk, jam di tangan masih menunjukkan angka 5:03, sepertinya aku dilanda jetlag.
Di pusat kota Timika, yang merupakan ibukota kabupaten Mimika termasuk cukup ramai oleh orang rambut lurus (sebutan penduduk lokal untuk para pendatang) yang sebagian besar terdiri dari BBM (Buton, Bugis, Makassar), sisanya adalah Maluku, Jawa dll. Perbandingan pendatang dengan pribumi sekitar 6:4. Umumnya para pendatang ini membuka usaha seperti toko, salon, penginapan dll. Sementara penduduk lokal/pribumi di Timika biasanya bertujuan ke pasar untuk menjual/membeli kebutuhannya, beribadah, mengantar anak ke sekolah, berobat, kerja, mengunjungi keluarga, dll.

Suasana Kota Timika (1)


Suasana Kota Timika (2)

Suasana Kota Timika (3)

Suasana Kota Timika (4)

Suasana Kota Timika (5)

Suku
Sebagian besar penduduk lokal bertempat tinggal di pesisir sungai atau di lembah pegunungan. Terdapat 2 suku besar yang tersebar di kabupaten Mimika, yaitu suku Kamoro dan suku Amungme. Suku Kamoro banyak ditemui di sepanjang pesisir Agats – Jita (bagian selatan Timika). Sementara suku Amungme banyak ditemui di sebelah selatan pegunungan Sudirman. Suku-suku lainnya yang tinggal di area kabupaten Mimika diantaranya adalah suku Asmat, Sempan, Nafaripi, Fak Fak dan Ayamaru. Penduduk lokal tersebut biasanya berprofesi sebagai nelayan, petani, menokok sagu, berburu, mengumpulkan kayu bakar, bekerja di pelabuhan (TKBM), dll.

Kebudayaan
Perbincanganku dengan seorang anthropologist yang termasuk dalam tim peneliti kami tentang kebudayaan lokal masyarakat Kamoro dan Amungme, menurutku sangat menarik untuk diulas. Suku Kamoro dan Amungme memiliki kekayaan budaya leluhur yang masih terjaga hingga saat ini, diantaranya pandangan/prinsip hidup yang disebut Ndaita yaitu:
1.       Imi-imi yaitu rasa memiliki dan perasaan senasib
2.       Kaukapaiti yaitu suatu tanggung jawab pihak laki-laki kepada keluarga istri
3.       Nawarepoka yaitu memberi imbalan, masyarakat menganggap bahwa tidak ada yang gratis
4.       We-Iwaoto yaitu rasa sayang, terutama kepada pihak yang mengalami kesulitan (rasa iba)
5.       Taparuisme yaitu perasaan ego terhadap golongan


Kaukapaiti juga biasa diartikan sebagai budaya malu, yaitu malu jika tidak menjalankan tanggung jawab, malu jika melakukan perbuatan tidak baik, dll. Selain itu masyarakat lokal juga mengenal Sasi yang berarti suatu larangan untuk mengambil tumbuhan tertentu selama jangka waku tertentu. Sehingga masyarakat lokal sangat menjaga kelestarian hutannya. Hal tersebut terkait dengan “Mitos Keharmonisan” yang dipercaya oleh masyarakat Amungme, yaitu:
1.       Menjaga keharmonisan antara sesama manusia
2.       Menjaga keharmonisan antara manusia dengan Tuhan
3.       Menjaga keharmonisan antara manusia dengan lingkungan


Tiang Leluhur Kamoro
Kearifan lokal tersebut terrefleksi pada kesenian, seperti seni ukir, seni suara, seni tari, dll. Sayangnya aku belum berkesempatan untuk meninjau langsung bagaimana kehidupan penduduk lokal di pedalaman. Dengan tidak mengurangi semangatku akan budaya lokal, alhasil aku mengambil gambar salah 1 seni ukir suku Kamoro yang terdapat di hotel dimana tim peneliti bermalam.

Tiang leluhur Kamoro, merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Kamoro. Disebut juga sebagai ukiran Biro Kamoro sebagai penghormatan kepada arwah leluhur pada saat upacara Karapao (pendewasaan anak laki-laki). Ukiran tersebut dimaksudkan agar leluhur memberikan perlindungan kepada masyarakat di kampung tersebut.


Bersama Penari Pria Suku Kamoro
Bersama Penari Wanita Suku Kamoro
17 Desember 2010, seharusnya aku dan tim peneliti dijadwalkan pulang ke Surabaya pada siang hari ini. Namun penerbangan kami harus tertunda dikarenakan masalah teknis pesawat. Di Provinsi Papua, akses transportasi dan jaringan IT masih tergolong susah. Sehingga kami tidak memiliki pilihan selain menunggu. Kebetulan pada saat itu ada acara peresmian sebuah koperasi yang dihadiri oleh Bupati Mimika. Para penari Kamoro yang didatangkan langsung dari kampung Paumako memadati area parkir hotel dengan pakaian adat mereka. Tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya, para pria sudah mengenakan celana pendek dengan dilapisi rumbai-rumbai jerami sebagai pengganti koteka. Tidak jauh berbeda dengan yang dikenakan penari wanita, mereka juga telah menutupi bagian dada. Para penari membawa dayung yang menggambarkan bahwa mereka hidup di pesisir sungai yang sehari-harinya sangat bergantung pada sungai, baik sebagai transportasi juga kebutuhan pangan keluarga.
Para penari pria yang sedari tadi bersembunyi dibalik semak-semak melempari kapur disertai sejenis tumbuhan air kearah mobil yang membawa pejabat daerah setempat tersebut. Namun ini hanyalah skenario penyambutan tanpa bermaksud membuat kericuhan. Para penari yang sudah berbaris rapi mulai bernyanyi dan menari (gerakan mendayung perahu) seketika bapak Bupati turun dari mobil dan berjalan memasuki area hotel. Acara ini banyak mengundang perhatian penghuni hotel dan juga masyarakat sekitar yang mayoritas adalah pendatang.


Dari perjalanan singkatku di Papua, aku senang sekali berkesempatan bertemu (hanya beberapa jam saja) dengan penduduk asli Kamoro, walaupun komunikasi kami sedikit terkendala dalam bahasa.