Rabu, 18 September 2013

Mengikuti Short Course ICZM di Belanda, Musim Semi 2013


Pada 22 April 2013 sampai 3 Mei 2013, saya mengikuti kursus singkat tentang Integrated Coastal Zone Management (ICZM) yang diadakan oleh UNESCO-IHE Institute for Water Education, berperan sebagai host institution yang bekerjasama dengan TU Delft. Netherlands Fellowship Programmes (NFP) adalah program dari Pemerintah Belanda yang memberikan beasiswa kepada saya untuk mengikuti kursus singkat tersebut (Info: netherlands-fellowship-programmes). Kursus singkat ini diikuti oleh mahasiswa S2 dan professional dari berbagai bidang. Meskipun 75% dari total peserta merupakan mahasiswa lokal (Dutch student) Civil Engineering, TU Delft, kursus diselenggarakan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Struktur kursus singkat ini terdiri dari teori, studi kasus dan latihan.


Kursus singkat ini menggambarkan suasana perkuliahan di Belanda. Baik mahasiswa maupun dosen sangat disiplin dengan jadual. Sesi di kelas benar-benar digunakan seutuhnya untuk materi, misalnya: tidak ada mahasiswa atau dosen yang sibuk dengan hand phone, ngobrol dengan lainnya dsb. Uniknya, baik mahasiswa maupun dosen diperbolehkan membawa minuman atau makanan ke dalam kelas kecuali laboratorium, selama tidak mengganggu aktifitas perkuliahan. Sementara saat istirahat, mahasiswa memanfaatkannya dengan berinteraksi satu sama lain dan memilih topik pembicaraan ringan.

Pada sesi role play, peserta dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 10 hingga 12 orang. Tiap peserta wajib melakoni 1 (satu) peran yang diberikan secara acak. Masing-masing menerima map berisi dokumen-dokumen terkait peran dan permasalahan yang dihadapi. Menurut saya, sesi seperti ini dapat diadaptasi dalam perkuliahan di kampus saya tercinta, Program Studi Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS-Surabaya, menyesuaikannya dengan permasalahan terkait bidang transportasi laut/ pelayaran (shipping), logistik dan pelabuhan.

Menariknya, pada program ini juga menawarkan field trip yang berkaitan dengan kursus, mengunjungi beberapa tempat di Belanda hingga ke Belgia.

Field Trip ke Pantai Knokke, Belgia

Jumat, 31 Mei 2013

Dari Surabaya ke Amsterdam, Spring, April 2013

Setelah mengurus dan mendapatkan visa Schengen beberapa waktu lalu, kini saatnya aku terbang ke negeri kincir angin itu. Sebuah keberuntungan yang tidak terduga, katakanlah “iseng-iseng berhadiah” dan inilah jackpot yang aku dapat, berlibur (sebenarnya adalah mengikuti short course) ke Holland. Whooooo !!!

Keberangkatan
Keberangkatan dimulai pada 19 April 2013, jam 15:40 pesawat dari Surabaya ke Jakarta. Anehnya, aku masih diharuskan membayar airport tax sebesar Rp. 40.000,- untuk penerbangan domestik ini. Padahal rute ini sudah termasuk dalam serangkaian penerbangan dari Surabaya ke Amsterdam. Banyak yang bilang seharusnya aku hanya membayar airport tax dari Jakarta ke Amsterdam saja yaitu sebesar Rp. 150.000,-. Tapi tentang kejelasan bagaimana seharusnya masih belum tau.

Pesawat landed di Jakarta pukul 17:30. Oh iya, aku tidak direpotkan dengan urusan bagasi koper, karena koper langsung terbang ke Amsterdam. Aku cukup melapor pada layanan transit saja. Bagi yang belum pernah ke luar negeri sama sekali, here is the thing. Kita harus melewati yang namanya loket imigrasi. Mengantrilah pada loket yang benar, jika paspor kita berwarna hijau, antrilah pada loket WNI. Tapi bagi mereka yang paspornya berwarna selain hijau (meskipun WNI), ada jalur khusus bagi mereka. Petugas imigrasi hanya bertanya tentang kemana tujuan kita, dalam rangka apa, berapa lama dsb. Don’t be worry. Petugas akan memberi stamp pada paspor kita jika OK tanpa masalah.

Durasi
Penerbangan Jakarta – Amsterdam akan memakan waktu sekitar 15-16 jam, dengan terlebih dulu transit di Abu Dhabi untuk pengisian bahan bakar dan pergantian flight attendant yang berdurasi kurang lebih 1 jam.
Jakarta – Abu Dhabi : 8 jam
Transit Abu Dhabi : 1 jam
Abu Dhabi – Amsterdam : 7 jam
Pagi itu, aku melihat keluar jendela terdapat sungai-sungai dan deretan kincir angin, pemandangan khas Holland menyambutku. It was a nice view, fellow.


Amsterdam dari jendela pesawat



Bandara Schiphol Amsterdam
Jam 8:00 aku sampai di Amsterdam. Beberapa menit setelah aku keluar dari pesawat, WOW! It’s a damn cold city (or country I should say)! Sebelum masuk ke Negara ini, tentunya kita juga harus melewati loket imigrasi Belanda. Pertanyaan yang dilontarkan sama (tentang kemana tujuan kita, dalam rangka apa, berapa lama dsb). Untuk berjaga-jaga, semua dokumen penting terkait perjalanan aku ke Belanda disimpan dalam tas (bagasi kabin). Setelah mengambil koper, aku seorang diri bagai anak ayam kehilangan induknya, mengikuti arus penumpang menuju antah berantah. Bandara Schiphol ini sangat besar dan sangat sibuk. Gak pake ambil pusing, toilet adalah tempat pertama yang pengen banget aku kunjungi setelah hampir 16 jam di pesawat, was I doing right pals? Peringatan! Airnya sedingin es, aku kaget dan “ssshhhoooot!”, cewe di sebelah tersenyum dan berkata “You’ll get used to it” dengan dialek British yang kental.

Rencana awal adalah mengeksplor kota Amsterdam, karena ga mau kemana-mana bawa koper seberat 20 Kg, aku mencari loker dan akhirnya ketemu di dekat departure 1. Untuk lebih jelas tentang loker kunjungi link ini. Penting diketahui bahwa di Negara ini, apapun dilayani dengan mesin, seperti loker penitipan, atau mesin pembelian tiket kereta. Jadi, credit card (CC) terkadang bisa juga debit card (DC) sangat berperan penting. Membeli tiket atau apapun dengan menggunakan jasa petugas akan dikenai biaya layanan tambahan, biasanya minimal 50 cents, maksimalnya sangat mahal. Sempat panik karena CC aku diblocked saat akan menggunakan loker, petugas pun datang membantu tapi tidak membuahkan hasil. Dewi fortuna sedang berpihak padaku saat itu, seseorang dari Indonesia yang dengan baik hati meminjamkan CCnya hadir, dan aku menggantinya dengan cash, problem was solved.

Mesin luggage locker di bandara Schiphol
Langkah-langkah menggunakan loker:
  1. Cari ukuran loker yang sesuai dengan koper. Semakin besar maka semakin mahal.
  2. Masukkan koper ke dalam loker
  3. Ambil CC (Credit Card), masukkan ke dalam mesin, masukkan pin, diikuti dengan menutup pintu loker sampai benar-benar tertutup/ terkunci (bunyi ceklik)
  4. Mesin memproses pembayaran
  5. Print out pembayaran keluar dari mesin, berisi bar code untuk nanti membuka loker. Jangan digunakan sekarang ya, nanti bayar lagi. Bagian struk yang berisi bar code dijaga agar tidak terlipat
Struk berisi bar code dari mesin luggage locker

Bandara Schiphol ke Amsterdam
Karena CC aku yang terblokir tanpa diketahui penyebabnya, aku mengantri untuk membeli tiket kereta Schiphol – Amsterdam Centraal (Dagretour artinya tiket PP) di loket pembelian tiket kereta (dekat meeting point bandara). Melayani pembelian tiket kereta antar kota di Belanda bahkan antar Negara sekitar Belanda. Untuk menuju Amsterdam dari Schiphol, diawali dengan menumpang bus bandara menuju ke stasiun Amsterdam Sloterdijk (lupa nomor busnya).

Tiket kereta dagretour (PP) Schiphol - Amsterdam Centraal


Antrian bus Schiphol - Amsterdam Sloterdijk

Di stasiun Amsterdam Sloterdijk aku naik kereta yang menuju ke Amersfoort, tapi turunnya di Amsterdam Centraal. Terkadang operator kereta hanya memberikan informasi dalam bahasa Belanda, jadi pasang telinga baik2 ya selama di kereta. Jangan sampai kelewatan stasiun. Jadual kereta disini sangat tepat dan teratur (kapan Indo seperti ini ya?). Telat beberapa detik saja, bisa jadi kereta selanjutnya baru akan tiba 10 menit kemudian, dan bisa saja di spoor/ jalur yang berbeda (nah ini yang repot kalo stasiunnya besar dan terdiri dari beberapa spoor/ jalur). Bagi pengguna android, aku rekomendasikan banget untuk menginstall aplikasi 9292. Aplikasi ini membantu kita untuk merencanakan perjalanan baik dengan kereta, tram dan bus, atau kombinasinya. Hanya dengan memasukkan origin dan destination saja. It is easy and helpful application. Untuk info perkeretaan di Belanda kunjungi link ini.


Stasiun Amsterdam Sloterdijk
Kondisi stasiun Amsterdam Sloterdijk

Amsterdam
Karena keluarga di Indo belum tau kabar kedatanganku di Belanda dan berdasarkan rekomendasi dari seorang teman, aku membeli Lebara mobile prepaid. Provider komunikasi ini sangat populer di kalangan orang Indonesia (khususnya mahasiswa) yang menetap di Belanda karena tarifnya yang tergolong murah untuk komunikasi internasional. Di bandara Schiphol tidak ada yang menjualnya, tapi di Amsterdam hampir setiap toko menjualnya. Dengan harga 10 Euro, aku mendapat total kredit 15 Euro terdiri dari 7,5 Euro direct en 7,5 Euro na aanmelding via onze website www.lebara.nl (sorry, gak ngerti artinya, pokoknya bisa dipake aja setelah aktivasi).

Stasiun Amsterdam Centraal

Papan informasi di Amsterdam

Saat berjalan-jalan di Amsterdam, terdapat penawaran paket wisata ke kebun tulip Keukenhof, Volendam dll dengan harga kisaran 30an Euro per orang. Tapi karena waktu yang terbatas, aku memutuskan untuk menghabiskan hari dengan city-walk tour, lumayan buat menghangatkan badan dalam temperatur 15 derajat Celcius. Ada banyak lokasi di Amsterdam yang pengen banget aku kunjungi, tapi realisasinya hanya:

  • Madame Tussaud

Lokasinya dekat dengan stasiun, hanya 10 menit berjalan kaki. Aku hanya berfoto di depannya saja, tidak tertarik juga untuk masuk, ngeri sama boneka yang mirip banget ma orang. Terbayang film house of wax. Oooh creepy.. :p

Letih dan kedinginan di Madame Tussaud

  • University of Amsterdam

Namanya juga kampus, banyak mahasiswa di sekitar sana. Kesan pertama aku di negeri kincir ini adalah “everybody is good looking”. Diantara udik dan excited, manakah yang tepat menggambarkan kondisi aku saat itu? :p

University of Amsterdam (parkiran sepeda)

  • Flea market

Nyasar dan akhirnya berujung pada semacam pasar kaget, disini jual macam-macam barang, mulai dari mantel, sepatu, tas dll secondhand maupun baru. Orang Belanda biasanya memasang harga pas alias ga bisa nawar. Dan disinilah pertama kali perut aku terisi makanan sejak landed. Aku membeli burger seharga 3,5 Euro dan air dalam botol seharga 2 Euro. Porsinya ga bisa biasa nih, dagingnya tebal banget kaya text book.

  • Red light district

Bisa dibilang red light district adalah alasan orang-orang mengunjungi Amsterdam. Lokalisasi ini legal tapi banyak aturan bagi pengunjungnya, salah satu aturan keras bahwa pengunjung tidak boleh mengambil gambar apapun di area ini. Sempat aku memfoto toko souvenir di area red light district yang menjual dvd, buku, toys, lingerie, SM dll yang berkaitan dengan s*x.

Toko di Red Light District

Di area ini, di setiap rumah, para PSK berbikini itu berada di dalam etalase sambil menawarkan diri kepada pengunjung yang melewatinya. Jika terlihat tirai tertutup, artinya sedang ada transaksi. >.<

Ada juga yang menawarkan bermacam-macam live show, mulai dari erotic dance sampai s*x live show. Aku benar-benar ngerasa seperti di planet asing selama disana, culture shock? Yes!

  • Oude Kerk

Hanya beberapa blok dari red light district terdapat gereja tua (oude kerk/ old church) yang dibangun pada tahun 1300an. Untuk masuk dan menikmati keindahan arsitekturnya, pengunjung harus membayar 5 Euro, informasi lebih detail kunjungi link ini. Namun karena sudah sore dan akan menuju kota selanjutnya, aku memutuskan untuk tidak masuk dan hanya berfoto di luar saja.

Oude Kerk/ Old Church Amsterdam

Karena letih, aku putuskan untuk menyudahi petualangan Amsterdam hari itu dan kembali ke Schiphol untuk mengambil koper. Dari Schiphol aku menuju kota tujuan sebenarnya dan akan menetap disana selama 2 minggu yaitu kota Delft, terletak di Belanda bagian selatan berdurasi perjalanan sekitar 1 jam dengan kereta. Sangat jarang kereta direct dari Schiphol ke Delft, saat itu aku transit di stasiun Leiden Centraal dan berganti kereta. Selama perjalanan dengan kereta hari ini, aku memilih kereta kelas 2, karena lebih murah dan menurut aku kondisi kereta kelas 2 sudah cukup baik, lalu untuk apa beli yang kelas 1. :p

Tiket kereta enkele reis (one way) Schiphol - Delft

Gerbong kereta kelas 2

Pada foto, keretanya bertingkat, jadi kangen masa kecil, kapan di Surabaya ada bus tingkat lagi ya? Kan asik gitu bertingkat.

Banyak sungai ditemui di Amsterdam, baik besar maupun kecil. Bus air beroperasi tidak hanya sebagai sarana wisata air tetapi juga sebagai sarana transportasi warga. Hampir semua orang Belanda berbahasa Inggris dengan sangat baik, mereka juga penunjuk arah yang baik. Mungkin karena latar belakang sejarah yang kuat antara Indonesia dan Belanda, tak jarang ditemui orang Indonesia atau orang-orang yang mengerti bahasa Indonesia disana. Jangan habiskan waktumu dengan berencana dan menerjemahkan ini itu, jalan saja!

Untuk satu hari pertama saat kedatangan di Belanda, 150 Euro cash cukup untuk berjaga-jaga.

Oh, 1 foto lagi yang jadi iconnya Amsterdam, Iamsterdam :)

Pengunjung berfoto di Iamsterdam

Menanti waktu untuk kembali kesana lagi. Yeay!

NLP

Sabtu, 23 Maret 2013

Building Images of Department of Marine Transportation, ITS, Surabaya


It is started with this question:

How can we become the most respected ‘maritime’ university in ASEAN to work for in 2023?

On the path to become the most respected ‘maritime’ university in ASEAN ten years from now, building images of Department of Marine Transportation, ITS from several perspectives i.e. students, junior staff, senior staff and management/ project partners could be an imaginative leap into the future.

What would you like to accomplish with your study at ITS?

Students explored what would they like to accomplish study at ITS. As a result, knowledge improvement in the field of maritime transportation is the most common opinion came from this category. The more knowledge, the more they can contribute in maritime sector, especially in Indonesia. To support this intention, good facilities, make relationship with student’s union from foreign university, students exchange programme and scholarship are necessary needed.

What would you like your class to accomplish this year?

From junior staff perspectives which cope with student’s point of view, facilities improvement for both research and educating activities such as classes, hardware and software are need to be achieved, because they intend students aware of latest issues related to maritime transportation. Number of research title from students, in addition, has to be increase due to lab-based education programme in ITS. Considering the rising number of new students in Department of Marine Transportation, adding number of teaching staff is expected to fulfill the scarcity of lecturers this year.

What would you like your education program to accomplish this year?

Education programme to accomplish this year from senior staff’s view are improve research relevance to industry and publications (lab-based education), teaching methods improvements and better scheduled teaching activities as well, internship at ASEAN countries, joint supervision of student’s final project and the rest is powerful administrative staff and less bureaucratic. In this category, building images of ITS become more general than other perspectives. Thus, these lead into what would department to accomplish this year at management/ project partners level.

What would you like your department to accomplish this year?

Management considers public awareness about the education of marine transportation and curriculum improvements as important issues. Associated with project partners plan, for instance, advise on laboratory’s equipment, establish relationship with ITS, and linking or integrating maritime development/ policy with logistics, ports, hinterland connection and intermodal, the education of marine transportation would be expanded. Since Department of Marine Transportation is still a new in maritime sector, recognition at level of either International or National (accreditation) is essential to come by in order to sustain the objective to become the most respected ‘maritime’ university in ASEAN.

NLP


Sabtu, 02 Maret 2013

Mengurus VISA SCHENGEN mudah di Surabaya


Mengurus visa Schengen itu mudah, saya saja mampu mengurusnya sendiri, termotivasi oleh rasa ingin tahu dan ingin berhemat. Ehehe. :)

Pada April 2013 ini saya akan mengunjungi negeri kincir angin, sehingga saya harus mengurus visa jauh hari sebelum keberangkatan (paling mepet 2-3 minggu sebelum keberangkatan). Permohonan Visa Schengen dapat diajukan untuk jangka waktu 1 – 90 hari. Karena saya berdomisili di Surabaya, saya mengajukan permohonan visa tersebut di Konsulat Belanda beralamat di:
Jl. Imam Bonjol No. 36, Surabaya – 60264 Telp. 031-5662409.

Apa sih visa Schengen? Visa yang berlaku untuk Negara-negara ini:
Belgia, Denmark, Jerman, Finlandia, Perancis, Yunani, Italia, Luxemburg, Austria, Portugal, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Islandia, Malta, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Slovenia, Slowakia, Ceko, Swiss, Liechtenstein.

Hal-hal penting terkait permohonan visa:
  1. Mendapatkan visa itu bukan hak. Jika permohonan visa ditolak, uang yang telah dibayarkan tidak akan dikembalikan;
  2. Perubahan yang terlambat atas tujuan permohonan visa tidak dapat diterima;
  3. Secara prinsip setiap pemohon wajib datang sendiri. Namun bila dari paspor anda terlihat sudah mendapatkan visa dari kedutaan ini dan memakainya dengan baik maka kewajiban menghadap ini gugur;
  4. Ada kemungkinan petugas imigrasi airport akan meminta anda memperlihatkan surat-surat yang terkait dengan perjalanan tersebut, misal: tujuan perjalanan, penjamin, reservasi hotel dsb. Anda harus punya sendiri fotokopinya;
  5. Permohonan visa harus diajukan kepada Kedutaan Besar Negara yang menjadi tujuan utama perjalanan atau yang akan dikunjungi paling lama;
  6. Jika tujuan utama perjalanan tidak dapat dipastikan maka permohonan visa harus diajukan kepada Kedutaan Besar Negara Schengen yang pertama didatangi;
  7. Visa multiple entry hanya bisa diterbitkan apabila sesuai dengan rencana perjalanan dan jika visa Negara lain yang akan dikunjungi telah diterbitkan dalam paspor;
  8. Jika formulir tidak diisi dengan lengkap atau dokumen yang diminta tidak lengkap permohonan visa tidak akan ditangani;

Untuk mengajukan permohonan visa (di Konsulat Belanda di Surabaya) harus membuat perjanjian sebelumnya di no telp.: 031-5662409

DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERMOHONAN VISA (+1 SET EXTRA FOTOCOPY UNTUK KONSULAT BELANDA) --> saya buat rangkap 3, yang 1 untuk arsip saya pribadi
  • Formulir permohonan visa dan jadual perjalanan, diisi lengkap dan ditandatangani oleh pemohon 2 kali. --> untuk formulir ini dapat didownload di website resmi kedutaan (http://indonesia-in.nlembassy.org) atau (www.mfa.nl/jak) atau diambil di kantor konsulat Belanda.
  • Dua pas foto berwarna terbaru (3,5 cm x 4,5 cm). Latar belakang warna abu-abu muda/ netral dengan ukuran wajah 70% dari foto tersebut. --> untuk ukuran foto jangan diremehkan, saya harus memotong foto 4 x 6 menjadi 3,5 x 4,5 karena menurut petugas, foto saya yang 3,5 x 4,5 memiliki komposisi wajah kurang dari 70%. Kebetulan saya membawa gunting, penggaris dll untuk antisipasi kejadian macam ini. Dalam hal ini, saya menggunakan foto dengan latar belakang putih;
  • Paspor yang masih berlaku (berlaku paling tidak hingga 3 bulan setelah visa Schengen habis masa berlakunya);
  • Fotokopi halaman paspor dengan data pribadi pemegang paspor. Pemohon juga harus punya fotokopi paspornya sendiri. --> karena paspor asli anda akan dikirim (yang ngirim kantor Konsulat Belanda) ke Kedutaan Besar Belanda di Jakarta (kurang lebih 10 hari kerja);
  • Reservasi penerbangan yang telah dikonfirmasi. Ini bukan tiket. Tiket baru dapat dibeli setelah visa disetujui. --> karena saya mendapat beasiswa Netherlands Fellowship Programme (NFP), segala sesuatunya sudah diurus pihak Belanda jadi saya hanya melampirkan print out e-ticket yang dikirim dari travel agent Belanda ke saya;
  • Surat keterangan kerja atau SIUP bagi yang punya usaha. --> surat keterangan kerja ini saya buat sendiri sangat sederhana dan dalam bahasa Inggris ditandatangani oleh atasan saya yang isinya kira-kira seperti ini:


KOP Surat

TO WHOM IT MAY CONCERN
Number: 1234/ Venus/ 2013


This is to confirm that:

N a m e         : Natalie Portman
Place/ Date of Birth : Venus, June 31st 2013
Address : Forth Avenue Street, Venus Planet

is a (jabatan anda) at the Venus Group Corporation, Venus Planet. This reference is made to complete the visa requirements in the Netherlands Embassy in Jakarta, Indonesia.


Head of Venus Group Corp.




The Boss

  • Bukti kemampuan keuangan yang harus ditunjukkan: slip gaji 3 bulan terakhir/ fotokopi rekening bank/ buku tabungan 3 bulan terakhir. --> sekali lagi, karena saya mendapat beasiswa NFP dan segala sesuatunya sudah diurus pihak Belanda jadi saya mensubstitusi ketentuan ini dengan melampirkan Fellowship Award Letter dimana terdapat apa saja yang ditanggung oleh NFP secara rinci;
  • Asuransi perjalanan dengan pertanggungan minimal € 30.000,- yang berlaku untuk seluruh wilayah Schengen, termasuk biaya medis dan repatriasi. Asuransi dilampirkan pada saat pengajuan aplikasi visa. --> kebetulan asuransi juga sudah diurus oleh NFP dan sertifikatnya juga sudah dikirim ke saya. (FYI: asuransi yang saya dapat adalah asuransi AON berjenis student insurance);
  • Kartu Keluarga

Dilengkapi dengan:

Untuk kunjungan pribadi/ pariwisata
  • Jika menginap di hotel: reservasi hotel yang telah dikonfirmasi untuk seluruh periode. --> dengan kondisi saya, dari 9 dokumen sebelumnya saya juga melengkapinya dengan bukti reservasi hotel;
  • Jika menginap di rumah orang: undangan dari keluarga/ teman yang dilegalisasi oleh pemerintah kotamadya (GEMEENTE);
  • Fotokopi paspor dan/ kartu identitas dari pihak sponsor/ keluarga yang akan dikunjungi;
  • Bila dibiayai dari pengundang di Belanda: slip gaji/ bukti pendapatan 3 bulan terakhir;
  • Surat pribadi dari pengundang yang menjelaskan hubungan pemohon dan pengundang dan informasi tujuan kunjungan serta pihak mana yang akan membiayai perjalanan ini.

Untuk kunjungan bisnis
  • Undangan dari perusahaan di Belanda yang menjelaskan hubungan pemohon dan pengundang dan informasi tujuan kunjungan serta pihak mana yang akan membiayai perjalanan dan hotel;
  • Reservasi hotel yang telah dikonfirmasi.

Anak-anak dibawah umur (dibawah 18 tahun)
  • Bila anak berpergian tanpa orangtuanya, harus ada persetujuan tertulis dari kedua orangtua yang telah dilegalisir oleh notaris. Dapat juga dilakukan di depan petugas konsuler di Konsulat;
  • Bukti hak asuh anak dan akta perceraian (bila orang tua bercerai);
  • Akta kelahiran asli dari anak + fotokopi;
  • Fotokopi paspor/ kartu identitas dari kedua orang tua.

Persyaratan keuangan
  • Pemohon visa yang membiayai perjalanannya sendiri harus punya minimal € 34 per hari;
  • Sponsor harus memiliki pendapatan bersih minimal sebesar € 1.230,32 per bulan, pendapatan ini harus tetap tersedia setidaknya untuk 12 bulan pada saat aplikasi.

Perlu diingat bahwa untuk setiap jenis kunjungan dokumen yang dilampirkan berbeda. Kedutaan dapat meminta dokumen tambahan bilamana diperlukan. Denger-denger dari senior, ada yang sampai harus ke Kedutaan Belanda di Jakarta untuk wawancara selama 15 menit. Entah kenapa saya tidak dipanggil ke Jakarta dan puji syukur segala proses berjalan lancar, ini penampakan visa Schengen saya:



Dengan biaya Rp. 725.000,- (Rp. 700.000 untuk visa dan Rp. 25.000 untuk biaya kirim ke Jakarta) saya bisa mendapatkan visa Schengen di Konsulat Belanda yang berlaku untuk 30 hari berjenis multiple entry.

Selamat mencoba!

NLP